Monday, January 19, 2015

Renungan Pendidikan #9


Ust. Harry Santosa

Setiap kita menginginkan anak-anak kita sukses di masa depan. Namun tidak setiap kita memahami makna sukses bagi anak-anak kita.

Sukses bagi kebanyakan kita biasanya adalah tercapainya cita2 anak2 kita. Lalu apa cita-cita anak2 kita? ya sukses. Jadi apa sebenarnya makna sukses?

Sukses bagi kebanyakan kita diukur dengan materi yg berlimpah, diimajinasikan dengan status sosial yg tinggi, dipersepsikan dengan kedudukan duniawi yang bisa disandang, diidentikan dengan gelar gelar akademis yg bisa diperoleh, banyaknya ilmu yg dikuasai termasuk ilmu agama dstnya.

Boleh boleh saja memandang sukses seperti itu, namun bukan itu hakekat sukses. Materi yg berlimpah akan percuma jika tdk bermanfaat, status sosial yg tinggi, kedudukan duniawi, gelar2 akademis juga akan sia sia jika tidak memberi manfaat.

Bahkan banyaknya ilmu dunia dan ilmu agama juga akan mubazir dan membahayakan jika tidak bermanfaat. 

Bukankah inti kehadiran kita dan anak2 kita di muka bumi adalah kemanfaatan?

Jadi ukuran sukses dalam pandangan misi penciptaan kita di muka bumi adalah jelas yaitu kemanfaatan. Maka sebaik2 pendidikan anak2 kita adalah pendidikan yang membawa manfaat di dunia dan di akhirat, bukan satu diantaranya.
Tentu kita bertanya2, bukankah semua pendidikan dimaksudkan agar anak2 kita bermanfaat? 

Benar, namun manfaat yang dimaksud adalah bukan manfaat ilmu secara terbatas namun kepada kemanfaatan yg lebih luas, yaitu bhw pendidikan mampu membawa anak2 kita kepada peran peradabannya sesuai fitrah2 yg dimilikinya sehingga memiliki karya2 yg manfaat dan menebar rahmat.

Kita sesungguhnya tidak perlu khawatir, tinggal mengikuti saja fitrah2 yg ada. Karena Sunnatullahnya adalah sepanjang potensi fitrah2 itu dibangkitkan dan ditumbuhkan, maka dipastikan anak2 kita akan memberi manfaat bagi dunia dan akhiratnya. Mengapa?

Karena fitrah2 itu dikaruniakan Allah kepada setiap manusia dalam menjalani misi penciptaannya di muka bumi, maka niscaya semua fitrah akan bermanfaat. Bukankah tiada satupun yang sia2 dari Ciptaan atau Fitrah Allah?

Dan tiada yg berubah dari fitrah Allah itu sampai kita merubahnya, menyimpangkannya atau menguburnya dalam dalam. Allah tdk akan merubah nasib baik seseorang sampai ada yang merubah apa2 yg sdh diciptakan dalam dirinya, yaitu potensi fitrah2 itu.

Ingatlah bahwa semakin kembali kepada fitrah (iedul fitrah) maka akan semakin menuju kesuksesan. Semakin mendekat kepada kesejatian maka akan semakin mendekati kebahagiaan dan kemanfaatan. Begitulah sunnatullahnya.

Semakin menjauh dari fitrah maka akan semakin menuju ketidakmanfaatan, ketidakbahagiaan bahkan kesengsaraan. Na'udzubillah.

Mari kita jalani kehidupan sesuai fitrahnya, sesuai kesejatian dalam semua hal, mari kita kembalikan kesejatian peran kita sebagai pendidik fitrah terbaik sepanjang masa, mari kita kembalikan kesejatian pendidikan dengan mendidik potensi2 fitrah yg Allah swt karuniakan.

Tentu saja fitrah2 yg Allah karuniakan, adalah potensi yg hrs disadarkan dan dibangkitkan melalui pendidikan, jadi mari kita kembalikan kesejatian (fitrah) diri kita dan anak2 kita, melalui pendidikan berbasis fitrah lalu menyempurnakannya dengan akhlakul karimah.

Agar fitrah2 baik kita sbg orangtua bertemu dan menguatkan fitrah2 baik anak2 kita, agar rumah2 kita kembali kpd kesejatiannya, agar secara kolektif, dunia dan peradaban pun akan kembali kepada fitrahnya atau kesejatiannya, dan pada keseluruhan akhirnya akan memberi manfaat seluas2nya dan menebar rahmat seindah2nya.

Salam Pendidikan Peradaban 

#‎pendidikanberbasispotensi 
‪#‎pendidikanberbasisfitrah dan akhlak
‪#‎gradasisaga

No comments:

Post a Comment