Ust. Harry Santosa
Setiap kita menginginkan anak-anak kita sukses di masa
depan. Namun tidak setiap kita memahami makna sukses bagi anak-anak kita.
Sukses bagi kebanyakan kita biasanya adalah tercapainya
cita2 anak2 kita. Lalu apa cita-cita anak2 kita? ya sukses. Jadi apa sebenarnya
makna sukses?
Sukses bagi kebanyakan kita diukur dengan materi yg berlimpah,
diimajinasikan dengan status sosial yg tinggi, dipersepsikan dengan kedudukan
duniawi yang bisa disandang, diidentikan dengan gelar gelar akademis yg bisa
diperoleh, banyaknya ilmu yg dikuasai termasuk ilmu agama dstnya.
Boleh boleh saja memandang sukses seperti itu, namun bukan
itu hakekat sukses. Materi yg berlimpah akan percuma jika tdk bermanfaat,
status sosial yg tinggi, kedudukan duniawi, gelar2 akademis juga akan sia sia
jika tidak memberi manfaat.
Bahkan banyaknya ilmu dunia dan ilmu agama juga akan mubazir
dan membahayakan jika tidak bermanfaat.
Bukankah inti kehadiran kita dan anak2 kita di muka bumi
adalah kemanfaatan?
Jadi ukuran sukses dalam pandangan misi penciptaan kita di
muka bumi adalah jelas yaitu kemanfaatan. Maka sebaik2 pendidikan anak2 kita
adalah pendidikan yang membawa manfaat di dunia dan di akhirat, bukan satu
diantaranya.
Tentu kita bertanya2, bukankah semua pendidikan dimaksudkan
agar anak2 kita bermanfaat?
Benar, namun manfaat yang dimaksud adalah bukan manfaat ilmu
secara terbatas namun kepada kemanfaatan yg lebih luas, yaitu bhw pendidikan
mampu membawa anak2 kita kepada peran peradabannya sesuai fitrah2 yg
dimilikinya sehingga memiliki karya2 yg manfaat dan menebar rahmat.
Kita sesungguhnya tidak perlu khawatir, tinggal mengikuti
saja fitrah2 yg ada. Karena Sunnatullahnya adalah sepanjang potensi fitrah2 itu
dibangkitkan dan ditumbuhkan, maka dipastikan anak2 kita akan memberi manfaat
bagi dunia dan akhiratnya. Mengapa?
Karena fitrah2 itu dikaruniakan Allah kepada setiap manusia
dalam menjalani misi penciptaannya di muka bumi, maka niscaya semua fitrah akan
bermanfaat. Bukankah tiada satupun yang sia2 dari Ciptaan atau Fitrah Allah?
Dan tiada yg berubah dari fitrah Allah itu sampai kita
merubahnya, menyimpangkannya atau menguburnya dalam dalam. Allah tdk akan
merubah nasib baik seseorang sampai ada yang merubah apa2 yg sdh diciptakan
dalam dirinya, yaitu potensi fitrah2 itu.
Ingatlah bahwa semakin kembali kepada fitrah (iedul fitrah)
maka akan semakin menuju kesuksesan. Semakin mendekat kepada kesejatian maka
akan semakin mendekati kebahagiaan dan kemanfaatan. Begitulah sunnatullahnya.
Semakin menjauh dari fitrah maka akan semakin menuju
ketidakmanfaatan, ketidakbahagiaan bahkan kesengsaraan. Na'udzubillah.
Mari kita jalani kehidupan sesuai fitrahnya, sesuai
kesejatian dalam semua hal, mari kita kembalikan kesejatian peran kita sebagai
pendidik fitrah terbaik sepanjang masa, mari kita kembalikan kesejatian
pendidikan dengan mendidik potensi2 fitrah yg Allah swt karuniakan.
Tentu saja fitrah2 yg Allah karuniakan, adalah potensi yg
hrs disadarkan dan dibangkitkan melalui pendidikan, jadi mari kita kembalikan
kesejatian (fitrah) diri kita dan anak2 kita, melalui pendidikan berbasis
fitrah lalu menyempurnakannya dengan akhlakul karimah.
Agar fitrah2 baik kita sbg orangtua bertemu dan menguatkan
fitrah2 baik anak2 kita, agar rumah2 kita kembali kpd kesejatiannya, agar
secara kolektif, dunia dan peradaban pun akan kembali kepada fitrahnya atau kesejatiannya,
dan pada keseluruhan akhirnya akan memberi manfaat seluas2nya dan menebar
rahmat seindah2nya.
Salam Pendidikan Peradaban
#pendidikanberbasispotensi
#pendidikanberbasisfitrah dan akhlak
#gradasisaga
No comments:
Post a Comment