Friday, July 10, 2015

Rumah Tangga itu Kerja sama




Sore itu aku begitu lelah sepulang bekerja. Meski sebentar lagi waktu berbuka tiba, aku tak kuasa menahan godaan kasur yang terhampar. Ah, padahal rencanaku sepulang kerja ini akan memasakkan sesuatu yang spesial untukmu.

Kuminta izinmu untuk sekedar merebahkan tubuhku walau sebentar saja. Kau pun mengangguk mengizinkan. Dan ternyata aku begitu nyenyak terbuai mimpi. Kau membangunkanku dengan lembut tepat setengah jam sebelum waktu berbuka tiba.

“Ah, kenapa baru sekarang dibangunkan, kan aku belum memasak untuk kita berdua?”

“Udah, sana cuci muka.”

“Okelah.”

Keluar dari kamar mandi, aku menemukan sesuatu yang luar biasa. Baju-baju kotor sudah dicuci, piring dan gelas kotor sudah bersih, sampah sudah dibuang dan di atas meja sudah terhampar dua gelas teh manis, buah-buahan, makanan lain untuk membatalkan puasa kita. “Udahlah sayang, kita nanti buka di luar saja. Kamu pasti capek banget kan?”

Ah sayang, selalu saja ada caramu membuatku terharu. Kejutan-kejutan kecilmu membuatku merasa menjadi wanita paling bahagia. Kau begitu bersabar atas diriku, mengingatkan saat aku salah, tak sungkan membantu pekerjaan rumah tangga. Terima kasih sayang, telah menjadikanku pendampingmu.

Dari istimu yang tak sempurna

Sunday, April 19, 2015

Surat Cinta untuk Suamiku

Bagaimana kabarmu saat ini, Sayang?
Apa saja yang kau lakukan hari ini, Sayang?
Rasa-rasanya pertanyaan dengan garis besar kalimat seperti di atas takkan habis diuraikan.

Meski sebelum kita mengikat janji suci itu, aku baru saja mengenalmu, tetapi rasanya aku sudah mengenalmu bertahun-tahun. Begitu mudahnya jalan pertemuan kita. Begitu mulusnya restu keluarga untuk kelanjutan hubungan kita. Dan begitu mudahnya mempersiapkan hari bersejarah kita. Alhamdulillah.

Sayangku, begitu mudahnya pula aku beradaptasi bersamamu. Nyamannya hati ini ketika di sampingmu, dan rindunya rasa ini ketika kau jauh dariku.




Sayang, aku adalah wanita yang penuh dengan kekurangan. Aku juga tak tahu, apa yang menjadi alasan bagimu untuk memilihku. Yang jelas sekarang aku merasa sangat beruntung kau pilih. Menjadi tempat berbagi kisahmu adalah sesuatu yang luar biasa untukku.

Sayang, aku juga tak tahu bagaimana kau memutuskan menjalani sisa hidupku bersamaku. Padahal, aku adalah wanita yang belum genap sebulan kau kenal ketika ikrar suci kita terucap. Satu hal yang kujanjikan padamu, aku akan terus berusaha memperbaiki diri dan terus belajar.

Sayang, aku tahu kita sama-sama tak sempurna. Terima kasih atas komitmenmu bersamaku agar kita bisa saling melengkapi.

Sayang, masih begitu banyak kekurangan dan kelemahanku, aku harap kau tak lelah mengingatkan tulang rusukmu ini agar menjadi pribadi yang lebih baik.

Sayang, mari bersama-sama melangkah dengan tangan tergenggam erat, mewujudkan impian kita, membesarkan gadis kecil kita, dan menggapai satu tempat di Surga-Nya.

Untukmu belahan jiwaku, Nugroho Dewangga.

Saturday, April 18, 2015

International Professional Practices Framework - Perkenalan



International Professional Practices Framework
International Standards for The Professional Practice of Internal Auditing (Standards)

Issued: October 2008
Revised: October 2012

Apa itu Standar Internasional?

Audit internal diselenggarakan pada berbagai lingkungan organisasi dengan berbagai tujuan, ukuran, kompleksitas, dan struktur; dan oleh orang-orang di dalam maupun di luar organisasi.

Praktik internal audit pada setiap organisasi bisa saja berbeda. Yang penting adalah, kesesuaian dengan IPPF yang dapat menjembatani tanggung jawab auditor internal dengan kegiatan audit internal.

Pengungkapan yang wajar sangat dibutuhkan jika auditor internal atau kegiatan audit internal dilarang oleh hukum atau peraturan dari kesesuaian dengan bagian tertentu atau bagian lain dari Standard.

Jika Standard digunakan dengan cara dikombinasikan dengan standard yang dikeluarkan dewan pengurus otoritas lain, komunikasi audit internal bisa dilakukan dengan mengutip standard lain tersebut sewajarnya. Contohnya, jika ketidakkonsistenan terjadi antara Standard  dengan standard lain, auditor internal dan kegiatan audit internal harus menyesuaikan Standard, dan bisa saja menyesuaikan standard lain jika yang lain lebih membatasi.

Friday, April 17, 2015

Hikmah Shalat Tahajud, Tiket Lebaran H-1 di Tangan


Aku masih sangat mengantuk ketika alarm HP ku berbunyi ketika jarum jam menunjuk angka 23.45. Kuraih HP ku, kumatikan alarm sambil melirik gadis kecilku yang sedang tertidur pulas. Nyenyak sekali tidurnya. Beberapa detik kemudian, gadis kecilku menggeliat menyusulku bangun. Segera kugendong dia dan kubawa ke ruang depan. Sambil menyusuinya agar terlelap kembali, kunyalakan laptopku.  Malam ini aku harus berburu tiket kereta lebaran yang sudah mulai dibuka H-90. Dua malam kemarin aku melakukan hal yang sama, namun masih belum berhasil.


Sambil membopong gadis kecil yang sudah mulai terlelap kusiapkan web yang akan kukunjungi. Jarum jam menunjuk 00.00 ketika web tiket-kereta-api.co.id, tiket2-kereta-api.co.id,  tiket3-kereta-api.co.id,  dan tiket.com itu kureload. Segera jemariku memainkan mouse mengisi data stasiun keberangkatan, tujuan dan jumlah orang. Harap-harap cemas ketika kulihat cursor berputar tanda loading. Ah, dua malam kemarin juga begini.

Si kecil yang sudah terlelap kuletakkan di tempat tidur dan aku kembali menghadap laptopku. Argh, 
baru beberapa menit tiket sudah habis. Suamiku yang berada di seberang sana juga melakukan hal yang sama dan sama-sama tidak berhasil. Akhirnya aku mencari alternative http://www.tiketkai.com/00000184149. Alangkah senangnya melihat kata "pesan". Segera kuketikkan data diri dan lanjut tekan tombol “selanjutnya”. Tapi detik itu memang bukan rezekiku. Berkali-kali aku memasukkan data dan ketika tinggal mengklik tombol “selanjutnya” untuk menerima kode booking, web langsung eror. Begitu seterusnya sampai 2 jam.

Thursday, February 26, 2015

Pengalaman Caesar-ku - dengan BPJS

Jumat, 12 September 2014 adalah tanggal yang diperkirakan bidan dan dokter SpOG ku bidadari kecilku akan menyapa dunia. Namun sayangnya, hingga sore hari aku tak merasakan apapun. Akhirnya aku dan suami berangkat ke bidan langganan yang jaraknya hanya 100 meteran dari rumah. Setelah dilakukan pemeriksaan dalam, hasilnya nihil. Tak ada bukaan sama sekali.

Akhirnya aku diberi obat pelunak rahim agar terjadi pembukaan. Sayangnya, obat itu tidak bekerja pada tubuhku. Hingga seminggu kemudian, aku kembali lagi ke bidan, dan hasilnya ibu bidan yang super sabar itu menyerah. Aku disarankan melakukan USG lagi. Sore harinya aku langsung ke SpOg, dan hasil USG menunjukkan plasenta sudah mulai menua meski ketuban masih bagus. Dokter SpOG menyarankan agar aku diinduksi atau dioperasi pada saat itu juga. Namun, membayangkan induksi dan operasi koq ngeri ya. Aku ingat pesan bidan sebelum aku berangkat ke dokter, biasanya kehamilan bisa maju atau mundur dari HPL maksimal 2 minggu, dan saat itu aku baru terlambat seminggu. Akhirnya aku memutuskan kembali lagi ke bidan dan berkonsultasi tentang kehamilanku.