Thursday, November 27, 2014

Naik Pesawat Ketika Hamil



Meski banyak artikel yang menyebutkan perjalanan udara untuk ibu hamil sebaiknya dilakukan pada trimester dua, kondisi tubuhku ternyata menyebutkan lain. Perjalanan dengan pesawat sudah kurasakan baik pada trimester 1, 2 maupun 3.

Meskipun mengalami morning sickness seperti yang dirasakan mayoritas ibu hamil, tapi calon anakku ternyata sangat memahami ibunya. Aku hanya mengalami mual dan sesekali muntah dan itu tidak berlangsung lama, kurang lebih 2 bulan dan aku masih bisa makan apapun yang aku suka.

Perjalanan dengan pesawat ketika hamil pertama kali kurasakan ketika usia kehamilan menginjak 8 minggu. Kondisi LDM (Long Distance Marriage) membuatku bolak-balik Batam-Jogjakarta jika ada hari libur agak panjang. Pasti orang-orang akan bertanya, kenapa tidak suaminya saja yang ke Batam? Sebenarnya beliau menawarkan diri, Saudara-saudara. Tetapi aku yang menolak. Kos-kosanku khusus putri, mau tinggal dimana suamiku nanti. Dan kalau aku yang pulang ke Jogja, kami bisa mengunjungi orang tua dan saudara-saudara yang berada di Pulau Jawa.

Monday, November 24, 2014

Tentang ASI Dafi



Dafi sayang, maafin ibuk ya, ga bisa ngasih ASI eksklusif. Walaupun hati kecil ibu menjerit gara-gara seminggu Dafi jadi anak sapi, tapi ya harus bagaimana lagi. ASI ibu baru keluar di hari keempat kelahiran Dafi. Walaupun ibu tahu sebenernya di hari awal kelahiran Dafi, ada cadangan makanan yang membuat Dafi bertahan hingga 3 hari, tapi bidan jaga rumah sakit itu terlihat memelas karena tanggung jawab yang harus dipikulnya. Maafkan ibu yang tidak bisa membela Dafi agar tidak diberikan susu formula. Alhasil 3 hari pertama kehidupanmu, kamu jadi anak sapi dulu.

Hari keempat setelah nafas pertamamu di dunia, barulah ASI ibu keluar, langsunglah ibu minta mbah buyutmu membawamu ke pelukan ibu. Mimik sayang, ini ASI pertamamu. Ya walaupun ibu juga agak kecewa dan gak tega karena ASI pertama masih sedikit sedangkan minummu sangat kuat. Kamu yang ga sabaran dan stok ASI yang masih sedikit membuat kami sekeluarga terpaksa memberimu ASI dan susu formula. Hari kelima ASI ibu sudah lancar, horeeee. Untuk pertama kalinya, Dafi full minum ASI.

Hamil Saat LDR



Pernikahanku baru berjalan dua bulan ketika testpack itu menunjukkan dua garis merah. Tentu saja aku girang bukan main. Meski awalnya aku ragu karena yang keluar adalah garis samar. Temankulah yang berhasil meyakinkanku bahwa aku sedang berbadan dua.

Langsung saja aku kirimkan foto testpack itu ke suamiku yang berada di seberang pulau. Tanggapannya dingin saja karena memang dia juga tidak memahami gambar apa yang aku kirim. Ketika aku bilang artinya aku hamil, dia pun masih dingin seolah tak percaya. Begitu cepatkah kami diberi amanah merawat dan membesarkan seorang anak.

Ketika aku pulang pada akhir bulan, barulah dia dengan bahagianya mengantarku ke dokter kandungan. Wajahnya berseri penuh syukur ketika dokter memberi ucapan selamat. Aku dinyatakan positif hamil, dan waktu itu kandunganku diperkirakan berusia 8 minggu.

Thursday, November 20, 2014

Surat Cinta untuk Anakku



Kau tahu, kau anak mahal, Nak. Sejak dalam kandungan pun sudah berapa kali kau terbang. Semua moda transportasi sudah pernah kau coba bahkan sejak sebelum kau lahir ke dunia ini. Motor, mobil, pesawat terbang , ferry, kereta  semua sudah pernah kau naiki. Bahkan ketika umurmu baru satu setengah bulan, kau sudah cukup tangguh untuk perjalanan darat 16 jam ke ibukota dan bolak-balik naik kereta. Kau tangguh nak, fisikmu begitu kuat.

Kau tahu, Nak, ibu pernah bercita-cita paling tidak sekali berada di puncak gunung dan sekali menceburkan diri ke tengah lautan meski ibu tidak bisa berenang. Dan itu semua sudah Ibu rasakan Nak. Sekali menakhlukkan Papandayan bersama teman-teman Ibu waktu kuliah setahun sebelum kau lahir, dan sekali menceburkan diri ke tengah laut waktu snorkeling bersama teman-teman kerja empat bulan sebelumnya serta memancing di tengah lautan digulung ombak ketika Ibu baru beberapa hari menikah dengan ayahmu, meskipun saat itu sudah harus berpisah dari ayahmu.

Thursday, November 13, 2014

Cerita Caesar-ku

Tanggal 12 September begitu aku dan suamiku nantikan. Pada tanggal itu bidan memperkirakan putri mungil kami bisa menatap dunia. Seminggu sebelumnya, kami pun telah melakukan pemeriksaan untuk memastikan kondisi putri kami baik-baik saja di dalam sana. Berdebar rasanya sore itu ketika mengunjungi bidan dan aku tak merasakan tanda kelahiran sama sekali. Pemeriksaan pun berlangsung, dan hasilnya adalah tak ada tanda pembukaan sama sekali meski sudah sering kurasakan kontraksi palsu. Bidan akhirnya memberiku obat pelunak mulut rahim dan aku diminta kembali seminggu sesudahnya.

Semingggu pun berlalu tanpa perkembangan. Aku periksa ke dokter dan hasilnya dokter menganjurkan induksi walau putri kecilku kondisinya baik-baik saja. Dokter khawatir jika putriku tidak segera dilahirkan, kondisi ketuban dan plasentanya menurun. Aku masih belum bisa memutuskan apa-apa. Akhirnya setelah berdiskusi dengan keluarga, kami pun meminta pendapat bidan langgananku. Aku diminta menunggu 2 hari dulu, untuk menunggu siapa tahu dedek kecil sudah menemukan jalannya untuk keluar.

Sunday, January 19, 2014

Kilas Balik Pertemuan Kita

12 Oktober. Hari itu pertama kali kita bertemu, namun entah mengapa rasanya aku telah mengenalmu begitu lama. Tak ada yang kusembunyikan, tak ada yang dibuat-buat. Semuanya mengalir begitu saja tanpa terencana.

15 Oktober. Dengan gagah berani kau datang ke rumah, memberitahukan bahwa esok hari kau akan menyatakan cinta di hadapan dua keluarga besar. Kau pun bertanya-tanya kemana gerangan sang calon bidadari. Aku tahu, aku mendengar semuanya, tapi aku ingin menjaga semuanya. Dan aku tahu bahwa engkau pasti mengerti.

16 Oktober. Kau membawa keluarga besarmu sebagai saksi pernyataan cintamu. Aku sungguh terharu meski belum memiliki perasaan apa-apa padamu.

19 Oktober. Untuk pertama kalinya aku menginjak kediamanmu. Kau tahu apa yang kurasakan? Sepertinya aku telah lama mengenal tempat ini. Hanya tempat ya, karena setelah beberapa kali aku kesana pun sampai sekarang aku masih belum hafal jalannya.

2 November. Sore hari kau datang memenuhi permintaan ayah. Masih benar-benar belum ada perasaan apa-apa di hatiku. Hanya kesibukan menemui tamu memenuhi pikiranku. Juga kondisi fisikku yang benar-benar lelah.

3 November. Pagi itu ikrar suci kau ucapkan. Aku pun masih santai, benar-benar tak ada beban.Tamu yang membludak membuat kita tak sempat istirahat.Haru biru teman dan kerabat memberi selamat. Mengucapkan selamat datang di kehidupan baru. Mengucapkan selamat untuk ikatan kita.

4 November. Hari kedua aku menyandang status baru. Meski sebenarnya masih belum ada apa-apa, aku berusaha kuat menumbuhkan rasa itu. Walaupun kadang masih merasa canggung berada di dekatmu, karena bagaimanapun juga aku sudah kau ikat, namun aku masih perlu penyesuaian dengan hidup baruku. Maaf jika aku belum maksimal melayani segala kebutuhanmu.