Ust. Harry Santosa
Apakah Allah swt lalai ketika mentakdirkan kedewasaan
biologis seseorang di usia 13-15 tahun dan pada saat yang sama telah jatuh
semua kewajiban syar'i, bukan hanya ibadah ritual, tetapi juga jihad, nafkah
dan kewajiban sosial lainnya?
Apakah Rasulullah SAW lalai ketika menikahkan Usamah bin
Zaid ra, seorang sahabat muda ketika Rasulullah saw berusia senja, saat Usamah
berusia 14 tahun?
Apakah Rasulillah SAW lalai ketika menugaskan Usamah bin
Zaid ra memimpin 10000 pasukan ke Tabuk, saat Usamah berusia 16 tahun?
Kedua hal itu juga bukan kebiasaan masyarakat Arab sebelum
Islam.
Itu adalah output pendidikan Rasulullah saw, pendidikan
generasi aqilbaligh yang diwariskan dari generasi ke generasi sesudah wafatnya
Rasulullah saw selama hampir 1400 ratusan tahun kemudian.
Usamah bukanlah satu2 nya yang mendapatkan pendidikan
generasi aqilbaligh oleh Rasulullah saw, ada ratusan Sahabat-sahabat muda
lainnya.
Apakah sejarah Islam lalai mencatat itu semua? Tidak.
Sejarah mencatat banyak pemuda Islam berusia belasan telah memiliki peran peran
dalam panggung peradaban di zamannya, telah memiliki peran peran sosial yang
manfaat dan menebar rahmat.
Imam Syafi'i rahimahullah, telah menjadi Mufti (pembuat
fatwa) pada usia 16 tahun, dengan karya2 yg banyak kita kenal. Alkhawarizmi
telah menjadi guru besar matematika penemu beragam cara berfikir terstruktur,
termasuk algoritma, pada usia 18 tahun. Muhammad alFatih telah menjadi panglima
dgn membuka kota Konstaninopel di usia 19 tahun, ibnu Batutah memulai
perjalanan ekspedisi ilmiahnya di usia 15 tahun, dsbnya
Bahkan sampai Abad 20 kita mengenal pejuang2 muda belasan
tahun yg cemerlang dan tercerahkan di usia belasan tahun, spt Hasan al Bana, KH
Ahmad Dahlan, M Natsir, Buya Hamka dstnya.
Apa makna itu semua?
Maknanya adalah bahwa pendidikan sejati adalah pendidikan
yang menemani anak2 kita utk membangkitkan fitrah keimanannya, fitrah potensi
uniknya masing2, sesuai fitrah tahapan perkembangan usianya, agar mampu
menerima kewajiban syariah dan memiliki peran2 peradaban, tepat ketika mereka
berusia Baligh 14-15 tahun. Itulah amanah terbesar pendidikan Islam.
Adakah Islam memiliki strategic mindset seperti itu pada
hari ini?
Pandidikan Islam bukanlah pendidikan agama Islam, tetapi
pendidikan yg melahirkan generasi AqilBaligh, generasi peradaban yang menyinari
dunia.
Lagipula, maaf, apa gunanya belajar agama islam jika tidak
pernah lahir generasi aqilbaligh yg mampu menerima kewajiban Syariah dan
memiliki peran2 peradaban dengan akhlak mulia yg menebar rahmat bagi semesta,
sebagaimana mereka ditakdirkan demikian.
Mari kita rancang dan jalankan pendidikan peradaban untuk
anak2 kita - generasi peradaban -generasi aqilbaligh.
Salam Pendidikan Peradaban
#pendidikanberbasispotensi dan akhlak
No comments:
Post a Comment