Friday, July 10, 2015

Rumah Tangga itu Kerja sama




Sore itu aku begitu lelah sepulang bekerja. Meski sebentar lagi waktu berbuka tiba, aku tak kuasa menahan godaan kasur yang terhampar. Ah, padahal rencanaku sepulang kerja ini akan memasakkan sesuatu yang spesial untukmu.

Kuminta izinmu untuk sekedar merebahkan tubuhku walau sebentar saja. Kau pun mengangguk mengizinkan. Dan ternyata aku begitu nyenyak terbuai mimpi. Kau membangunkanku dengan lembut tepat setengah jam sebelum waktu berbuka tiba.

“Ah, kenapa baru sekarang dibangunkan, kan aku belum memasak untuk kita berdua?”

“Udah, sana cuci muka.”

“Okelah.”

Keluar dari kamar mandi, aku menemukan sesuatu yang luar biasa. Baju-baju kotor sudah dicuci, piring dan gelas kotor sudah bersih, sampah sudah dibuang dan di atas meja sudah terhampar dua gelas teh manis, buah-buahan, makanan lain untuk membatalkan puasa kita. “Udahlah sayang, kita nanti buka di luar saja. Kamu pasti capek banget kan?”

Ah sayang, selalu saja ada caramu membuatku terharu. Kejutan-kejutan kecilmu membuatku merasa menjadi wanita paling bahagia. Kau begitu bersabar atas diriku, mengingatkan saat aku salah, tak sungkan membantu pekerjaan rumah tangga. Terima kasih sayang, telah menjadikanku pendampingmu.

Dari istimu yang tak sempurna

Sunday, April 19, 2015

Surat Cinta untuk Suamiku

Bagaimana kabarmu saat ini, Sayang?
Apa saja yang kau lakukan hari ini, Sayang?
Rasa-rasanya pertanyaan dengan garis besar kalimat seperti di atas takkan habis diuraikan.

Meski sebelum kita mengikat janji suci itu, aku baru saja mengenalmu, tetapi rasanya aku sudah mengenalmu bertahun-tahun. Begitu mudahnya jalan pertemuan kita. Begitu mulusnya restu keluarga untuk kelanjutan hubungan kita. Dan begitu mudahnya mempersiapkan hari bersejarah kita. Alhamdulillah.

Sayangku, begitu mudahnya pula aku beradaptasi bersamamu. Nyamannya hati ini ketika di sampingmu, dan rindunya rasa ini ketika kau jauh dariku.




Sayang, aku adalah wanita yang penuh dengan kekurangan. Aku juga tak tahu, apa yang menjadi alasan bagimu untuk memilihku. Yang jelas sekarang aku merasa sangat beruntung kau pilih. Menjadi tempat berbagi kisahmu adalah sesuatu yang luar biasa untukku.

Sayang, aku juga tak tahu bagaimana kau memutuskan menjalani sisa hidupku bersamaku. Padahal, aku adalah wanita yang belum genap sebulan kau kenal ketika ikrar suci kita terucap. Satu hal yang kujanjikan padamu, aku akan terus berusaha memperbaiki diri dan terus belajar.

Sayang, aku tahu kita sama-sama tak sempurna. Terima kasih atas komitmenmu bersamaku agar kita bisa saling melengkapi.

Sayang, masih begitu banyak kekurangan dan kelemahanku, aku harap kau tak lelah mengingatkan tulang rusukmu ini agar menjadi pribadi yang lebih baik.

Sayang, mari bersama-sama melangkah dengan tangan tergenggam erat, mewujudkan impian kita, membesarkan gadis kecil kita, dan menggapai satu tempat di Surga-Nya.

Untukmu belahan jiwaku, Nugroho Dewangga.

Saturday, April 18, 2015

International Professional Practices Framework - Perkenalan



International Professional Practices Framework
International Standards for The Professional Practice of Internal Auditing (Standards)

Issued: October 2008
Revised: October 2012

Apa itu Standar Internasional?

Audit internal diselenggarakan pada berbagai lingkungan organisasi dengan berbagai tujuan, ukuran, kompleksitas, dan struktur; dan oleh orang-orang di dalam maupun di luar organisasi.

Praktik internal audit pada setiap organisasi bisa saja berbeda. Yang penting adalah, kesesuaian dengan IPPF yang dapat menjembatani tanggung jawab auditor internal dengan kegiatan audit internal.

Pengungkapan yang wajar sangat dibutuhkan jika auditor internal atau kegiatan audit internal dilarang oleh hukum atau peraturan dari kesesuaian dengan bagian tertentu atau bagian lain dari Standard.

Jika Standard digunakan dengan cara dikombinasikan dengan standard yang dikeluarkan dewan pengurus otoritas lain, komunikasi audit internal bisa dilakukan dengan mengutip standard lain tersebut sewajarnya. Contohnya, jika ketidakkonsistenan terjadi antara Standard  dengan standard lain, auditor internal dan kegiatan audit internal harus menyesuaikan Standard, dan bisa saja menyesuaikan standard lain jika yang lain lebih membatasi.

Friday, April 17, 2015

Hikmah Shalat Tahajud, Tiket Lebaran H-1 di Tangan


Aku masih sangat mengantuk ketika alarm HP ku berbunyi ketika jarum jam menunjuk angka 23.45. Kuraih HP ku, kumatikan alarm sambil melirik gadis kecilku yang sedang tertidur pulas. Nyenyak sekali tidurnya. Beberapa detik kemudian, gadis kecilku menggeliat menyusulku bangun. Segera kugendong dia dan kubawa ke ruang depan. Sambil menyusuinya agar terlelap kembali, kunyalakan laptopku.  Malam ini aku harus berburu tiket kereta lebaran yang sudah mulai dibuka H-90. Dua malam kemarin aku melakukan hal yang sama, namun masih belum berhasil.


Sambil membopong gadis kecil yang sudah mulai terlelap kusiapkan web yang akan kukunjungi. Jarum jam menunjuk 00.00 ketika web tiket-kereta-api.co.id, tiket2-kereta-api.co.id,  tiket3-kereta-api.co.id,  dan tiket.com itu kureload. Segera jemariku memainkan mouse mengisi data stasiun keberangkatan, tujuan dan jumlah orang. Harap-harap cemas ketika kulihat cursor berputar tanda loading. Ah, dua malam kemarin juga begini.

Si kecil yang sudah terlelap kuletakkan di tempat tidur dan aku kembali menghadap laptopku. Argh, 
baru beberapa menit tiket sudah habis. Suamiku yang berada di seberang sana juga melakukan hal yang sama dan sama-sama tidak berhasil. Akhirnya aku mencari alternative http://www.tiketkai.com/00000184149. Alangkah senangnya melihat kata "pesan". Segera kuketikkan data diri dan lanjut tekan tombol “selanjutnya”. Tapi detik itu memang bukan rezekiku. Berkali-kali aku memasukkan data dan ketika tinggal mengklik tombol “selanjutnya” untuk menerima kode booking, web langsung eror. Begitu seterusnya sampai 2 jam.

Thursday, February 26, 2015

Pengalaman Caesar-ku - dengan BPJS

Jumat, 12 September 2014 adalah tanggal yang diperkirakan bidan dan dokter SpOG ku bidadari kecilku akan menyapa dunia. Namun sayangnya, hingga sore hari aku tak merasakan apapun. Akhirnya aku dan suami berangkat ke bidan langganan yang jaraknya hanya 100 meteran dari rumah. Setelah dilakukan pemeriksaan dalam, hasilnya nihil. Tak ada bukaan sama sekali.

Akhirnya aku diberi obat pelunak rahim agar terjadi pembukaan. Sayangnya, obat itu tidak bekerja pada tubuhku. Hingga seminggu kemudian, aku kembali lagi ke bidan, dan hasilnya ibu bidan yang super sabar itu menyerah. Aku disarankan melakukan USG lagi. Sore harinya aku langsung ke SpOg, dan hasil USG menunjukkan plasenta sudah mulai menua meski ketuban masih bagus. Dokter SpOG menyarankan agar aku diinduksi atau dioperasi pada saat itu juga. Namun, membayangkan induksi dan operasi koq ngeri ya. Aku ingat pesan bidan sebelum aku berangkat ke dokter, biasanya kehamilan bisa maju atau mundur dari HPL maksimal 2 minggu, dan saat itu aku baru terlambat seminggu. Akhirnya aku memutuskan kembali lagi ke bidan dan berkonsultasi tentang kehamilanku.

Tuesday, February 24, 2015

Mandi Bola di Rumah

Saat ini marak sekali permainan mandi bola untuk anak-anak baik di pusat perbelanjaan maupun gerai restoran modern. Akan tetapi banyak sekali orang tua yang risau karena bola-bola untuk bermain anak-anak itu belum tentu terjaga kebersihannya meski anak-anak terlihat senang ketika bermain mandi bola.

Sekarang orang tua tidak perlu risau lagi, karena anak-anak tetap bisa bermain dengan ceria, dengan menciptakan mandi bola mini di rumah. Yang orang tua perlukan hanyalah bola-bola plastik, saya membelinya seharga Rp65.000,00 di ITC untuk 100 buah bola, dan sebuah keranjang plastik untuk baju seharga Rp40.000,00. Tinggal dudukkan anak kita ke keranjang, lalu kita masukkan bola-bola plastik yang sudah dicuci bersih sehingga menutupi tubuh anak, dan anak-anak pun akan asyik bermain.

Tentu saja kebersihannya terjaga, karena kita sendiri yang membeli, membersihkan, dan mengawasi kegiatan bermain anak kita. Dan bermain bola bisa melatih motorik halus dan kasar anak kita lho.
Berikut contoh keceriaan anak saya ketika mandi bola.

Jadi tinggal kita yang mencari ide agar anak bermain dengan ceria dengan meminimalisasi risiko bermain di tempat umum. Selamat mencoba!!

Membuat Kulkas menjadi Freezer

Kulkas mutlak diperlukan seorang ibu bekerja yang sedang menyusui anaknya. Apabila Anda memiliki kulkas satu pintu dan freezer Anda sudah penuh, baik oleh ASIP ataupun makanan beku lainnya, kini Anda tidak perlu khawatir lagi. Tidak perlu mencadangkan dana berlebih untuk membeli kulkas baru atau freezer karena kita bisa membekukan bahan makanan pada rak kulkas bawah.

Bahan yang Anda perlukan hanyalah ice gel yang bisa Anda dapatkan di toko perlengkapan bayi. Caranya atur kulkas pada posisi pendinginan maksimum. Bekukan ice gel, satu atau dua buah yang ukuran 500gr, selama lebih dari delapan jam di freezer. Tunggu sampai ice gel mengeras seperti es batu. Letakkan bahan makanan di bagian belakang kulkas dan taruh ice gel di depannya. Maka bahan makanan Anda akan berada pada suhu seperti di freezer.

Saya sudah mencobanya pada ASIP saya, dan ASIP yang biasanya cair menjadi beku seperti ditaruh di freezer. Ice gel beku juga bisa menyelamatkan kita menjaga kulkas tetap dingin jika terjadi pemadaman listrik.  Selamat mencoba.

Friday, January 23, 2015

Test Pack Samar dan Jelas

Bagi Anda yang sedang menantikan buah cinta dan deg-degan karena haid sudah terlambat, biasanya  Anda akan mengambil test pack sebelum memeriksakan diri ke dokter. Meski belum tentu 100% akurat, garis 2 di test pack  pasti akan Anda nantikan. Namun adakalanya ketika menanti garis 2 itu, ada keraguan karena salah satu garis terlihat samar. Berikut perbandingan gambar hasil test pack negatif dan positif

Garis 1 pada test pack, hasil negatif.
Pengujian dilakukan 5 hari setelah haid terlambat.


Foto diambil dari pengalaman pribadi. Garis 1 belum tentu negatif karena bisa jadi Anda melakukan test pack ketika kehamilan masih sangat muda sehingga hormon HCG masih sedikit.

Satu garis terlihat jelas, satu garis terlihat samar. Hasil positif.
Pengujian dilakukan 10 hari setelah haid terlambat


Meski satu garis terlihat samar, test pack seperti ini berarti positif. Garis samar berarti komposisi HCG sudah agak banyak tapi belum cukup untuk bisa memerahkan garis test pack secara nyata.

Perbandingan 2 test pack yang sama-sama positif.
Gambar atas dilakukan pengujian 12 hari setelah haid terlambat.
Gambar bawah setelah 10 hari terlambat.

Wednesday, January 21, 2015

4 Bulan Bayiku

Tepat hari ini kamu berumur 4 bulan, Nak. Sebenarnya ibumu ini kadang masih tak percaya sudah memilikimu. Hari-hari terasa begitu menyenangkan bersamamu.

Begitu banyak perkembangan yang telah kau tunjukkan pada ibumu. Tengkurap, mengoceh, menyahut, menjerit, tertawa terbahak-bahak, menengadahkan kepala, fokus pada mainan. Ketika merenungkan begitu banyak hal yang kau pelajari dalam waktu begitu singkat, Nak.

Kau sudah bisa merengek kelaparan sambil bilang mimik. Kau sudah bisa mengagetkan eyangmu dengan memanggil "embah". Sering kau bisa menggetarkan bibirmu sambil bermain ludah. Tak jarang kau tertawa terbahak-bahak ketika dihibur. Nak, begitu bahagia ibu melihatnya.

Walau kadang agak malas-malasan, kau tiba-tiba tengkurap, sambil meminta tolong untuk ditelentangkan kembali ketika kau sudah kelelahan. Setelah itu minta duduk sambil bermain jari. Asik sekali kalau kau sedang bermain. Kau juga sudah bisa mengangkat tangan memberikan isyarat minta gendong.

Pintar sekali kau, Nak. Sudah bisa ikut nimbrung pembicaraan. Apalagi ketika ibu bercerita, tiba-tiba saja kau menyahut "hooh". Kata sederhana yang keluar dari mulut mungilmu tapi mampu membahagiakan hati ibu.

Monday, January 19, 2015

Renungan Pendidikan #11

Ust. Harry Santosa


#‎potensifitrahbelajar

Tiap bayi kita yg lahir adalah pembelajar tangguh sejati. Lihatlah tidak ada bayi yg memutuskan merangkak seumur hidupnya. Mereka menuntaskan belajar “jalan” nya dgn gigih sampai bisa berjalan bahkan berlari dan melompat. Tugas kita hanya memberi kesempatan, ruang yg aman dan semangat.

Tiap bayi kita yg lahir adalah penjelajah (discoverer) yg sangat serius dan kurius (curious). Lihatlah semua sudut di dalam rumah serta perabotan bahkan yg berbahayapun tdk luput dari targetnya. Mereka suka meraba, menyentuh, memegang apapun yg bisa dijangkaunya. Tugas kita hanya memberi kesempatan, ruang yg aman dan semangat.

Tiap bayi kita yg lahir sangat kreatif dan kaya imajinasi. Lihatlah bagaimana mereka mewarnai gambar langit dengan ungu, pohon2 dengan biru, rumput dengan jingga dstnya.

Mereka berimajinasi keranjang pakaian sbg perahu, gayung kamar mandi sbg kapal selam, sapu sebagai pedang dstnya. Tugas kita hanya memberi kesempatan, ruang yg aman dan semangat.
Banyak orang menduga kemampuan manusia yg utama dalam belajar adalah adaptasi, padahal semua binatang dan tumbuhan juga bisa beradaptasi. Ada yg menyangka kemampuan manusia yg utama adalah kompetisi padahal hewan dan jin pun berkompetisi.

Ketahuilah bahwa kemampuan manusia yg utama adalah mengelola, mengklasifikasi, menginovasikan serta mewariskan pengetahuannya sbg produk dari potensi fitrah belajarnya. Seribu ekor kera bisa dilatih memancing ikan, namun tdk satupun dari mereka yg mampu menciptakan kail dan mewariskannya pd anak2nya.

Sejak langit dan bumi diciptakan, lalu ditempatkan Adam di atasnya, maka yg pertama Allah berikan adalah mengajarkan Adam, nama-nama semua benda (taxonomy). Inillah potensi fitrah belajar yg Allah berikan sebagai bekal penting dari makhluk yg ditakdirkan menjadi khalifah di muka bumi.
Karena itu sesungguhnya setiap anak yang lahir telah memiliki Potensi Fitrah Belajar. Para orangtua dan pendidik tidak perlu panik menggegas kemampuan belajar anak2nya.

Anak2 hanya memerlukan sebuah ruang terbuka di alam dan hati orangtua yg terbuka bagi imajinasi kreatifnya, bagi curiousity-nya, bagi ketuntasan eksplorasi belajarnya, bagi penjelajahan dan petualangan belajarnya, bagi kesempatannya utk semakin menjadi dirinya.

Tidak perlu tempat dan gedung belajar yg khusus, semua sudut di muka bumi adalah taman belajar yang indah. Di pasar, di kebun, di stasiun kereta, di sungai, di museum, di terminal, di atas pohon, di tukang sayur keliling, di perahu, di hutan, di sawah, di bengkel dsbnya.

Alam dan budaya masyarakat Indonesia terlalu kaya untuk diabaikan dan dimubazirkan. Bangkitkan fitrah belajarnya yg sdh ada agar terjaga dan tumbuh subur melalui bumi Allah yg luas.
Tidak perlu waktu belajar yg khusus, semua waktu dan peristiwa yg berseliweran setiap saat adalah momen belajar yg banyak hikmahnya. Bangkitkan fitrah belajarnya atas kesadaran hikmah peristiwa yg ada.

Tidak perlu guru “khusus” yg formal, semua makhluk bisa menjadi guru, semua praktisi kehidupan adalah guru, semua peristiwa dalam kehidupan adalah guru dan penasehat, bahkan peristiwa musibah dan kematianpun bisa menjadi guru.

Jika ada anak yg hanya belajar ketika akan ujian, ketika disuruh, ketika ada tugas, ketika diancam, ketika panik krn tertekan, maka fitrah belajarnya telah terkubur dalam dalam.

Jika ada anak yg belajarnya krn ingin juara, ingin hadiah, ingin nilai, ingin dipuji, ingin mendapat ranking, ingin mendapat sertifikat, ijasah dan gelar maka fitrah belajarnya telah tersimpangkan.
Mari percaya diri untuk mendidik sendiri anak2 kita sendiri, agar kitalah yg memastikan potensi fitrah belajarnya terjaga, tumbuh sempurna, indah merekah. Karena kitalah yg diberi amanah
menjaga fitrah anak2 kita dan akan ditanya di akhirat kelak.

Salam Pendidikan Peradaban

‪#‎pendidikanberbasispotensi
‪#‎pendidikanberbasisfitrah dan akhlak

Renungan Pendidikan #12

Ust. Harry Santosa

#‎potensifitrahbakat

Setiap anak kita adalah “very unique”, setiap mereka adalah “very limited special edition”, begitu menurut seorang ustadz.

Sesungguhnya setiap seseorang diciptakan hanya sekali dan satu-satunya sepanjang zaman sejak zaman Nabi Adam as, tidak pernah ada edisi ke dua atau versi kedua manusia yg diciptakan demikian di muka bumi dan di akhirat kelak.

Lihatlah anak-anak kita, tidak seorangpun dari mereka memiliki ciri khas dan sifat bawaan yang sama. Ingatlah selalu bahwa Allah swt terlalu kaya untuk membuat manusia serupa dan sama.
Tidak satupun manusia yang sama persis di muka bumi, baik fisik maupun sifat bawaannya. Lima milyar manusia dengan lima milyar potensi bakat. Renungkanlah, apakah ini sebuah ketidaksengajaan? Apakah adanya variasi yang tak berhingga demikian adalah sebuah kebetulan?

Semua keunikan itu pasti ada maksudnya, ada tujuannya, ada misi penciptaannya, ada perannya, ada manfaatnya dalam peradaban manusia yang membutuhkan begitu banyak peran beragam.
Peran khalifah di muka bukanlah peran tunggal, namun kolektifitas peran spesifik yang beragam. Peran spesifik ini telah terinstal sejak lahir berupa fitrah.

Inilah yang disebut potensi fitrah bakat, di samping potensi fitrah lainnya. Potensi fitrah bakat adalah potensi keunikan berupa sifat bawaan yang telah Allah instal pada setiap anak sejak pertama kali diciptakan.

Potensi fitrah bakat atau potensi unik ini bahkan nampak sejak dalam kandungan, terlihat jelas semenjak balita dan akan semakin menguat dan konsisten saat usia 10 tahun.
Ada dua hal yang harus dikenali dengan jelas dan utuh saat usia 10 tahun, yaitu mengenal Allah dan mengenal diri. Usia 10 adalah batas akhir sholat yang sempurna (sebagai penanda tumbuhnya fitrah keimanan) dan aktifitas bakat yang mulai konsisten dan fokus untuk dikembangkan (sebagai penanda mulai ditajamkannya peran peradabannya kelak yang berbasis fitrah bakat).

Jika seorang anak terlihat “suka menata” sejak usia 8 bulan, maka akan terus demikian bahkan mungkin semakin menguat ketika berusia 88 tahun. Jika seorang anak terlihat “suka bersih bersih” sejak usia 8 bulan maka akan terus demikian bahkan semakin menguat ketika berusia 88 tahun.
Fitrah itu ibarat benih, tergantung kepada kita orangtua dan pendidik, mau diletakkan di tempat yang menumbuh suburkan benih itu atau mau menguburnya dalam dalam.

Fitrah bakat atau sifat bawaan ini pada akhirnya jika tumbuh sempurna akan merupakan peran seseorang, panggilan hidup seseorang, misi penciptaan seseorang, jalan sukses seseorang, misi spesifik tugas khalifahnya di muka bumi.

Namun sayangnya walau banyak orangtua mengakui demikian, dalam kenyataannya banyak orangtua dan pendidik yg tidak jujur dan bahkan tidak peduli serta tidak konsisten untuk mengembangkan potensi keunikan anak2nya ini.

Banyak lembaga yang menamakan dirinya sbg lembaga pendidikan, namun abai terhadap potensi fitrah bakat ini. Umumnya bakat hanya diletakkan dalam pandangan bakat dalam bidang seperti olahraga dll, lalu diberi sedikit ruang bernama ekstra kurikuler. Sementara inti utama pendidikan menurut mereka adalah skill dan knowledge (S.K).

Bayangkan ilustrasi ini, jika 1000 orang di beri pelatihan skill / keterampilan tentang autocad, photoshop dll lalu diceramahi pengetahuan/ knowledge ttg desain selama 1000 jam, maka yang mampu mendesain dengan bagus tetaplah hanya beberapa saja dari mereka yang memang benar benar berbakat desain.

Skill dan Knowledge tidak harus dikuasai semuanya, orang hebat bukanlah orang yg terampil dan mengetahui semua hal, orang hebat adalah orang yang fokus pada keunikan bakatnya lalu dilengkapi dengan skill dan knowledge pendukung yang relevan.

Abu Bakar ra mengatakan bahwa bukan aib bagi seseorang yang tidak mengetahui sesuatu yang tidak relevan dengan dirinya.

Paradigma bahwa Skill dan Knowledge harus utama adalah paradigma revolusi industri yang masih dibawa2 sampai saat ini, dimana anak2 kita digiring menjadi robot robot pekerja yang tidak perlu tahu keunikan bakatnya apa.

Dunia persekolahan masih memuja paradigma ini, mereka beranggapan semua anak sama dan wajib diajarkan semua pengetahuan. Yang paling hebat adalah yang paling banyak menguasai semuanya, walau tidak relevan terhadap bakatnya apalagi karakter personal dan lokalnya.

Lihatlah dunia kini mengalami krisis sumberdaya manusia, dimana 80% lebih orang bekerja tidak enjoy krn bekerja tanpa bakat mereka. Bahkan 87% mahasiswa Indonesia menurut riset 2014, salah jurusan.

Ketidaksesuaian bakat dan peran akan menyebabkan para professional itu tidak produktif, bahkan menyebabkan depresi dan berbagai konflik yang tidak perlu di tempat kerja.

Mari kita kenali bakat anak anak kita dengan sebaik baiknya, sebagai amanah Allah swt untuk menjaga dan menumbuhkan semua fitrah yang ada. Biarkan anak anak kita jujur menjadi dirinya sesuai sifat bawaannya, sebagaimana Allah menghendakinya demikian. Jangan pernah memaksa anak kita menjalani peran yang bukan dirinya, yang tidak sejalan dengan fitrah bakatnya, yang mengkhianati peran peradabannya.

Potensi Fitrah Bakat bukan hanya bakat pada bidang, yaitu terkait fisik yang dapat diamati, seperti olahraga, menari, memasak, dll tetapi juga bakat pada peran, yaitu yang terkait dengan peran spesifik seperti perancang, penata, pemimpin, pemikir, dsbnya yang akan dijalani anak anak kita sebagai peran khalifah di muka bumi.

Makin unik peran anak anak kita, makin eksis peran peradaban mereka. Makin seragam dan generik peran mereka, makin makin mudah digantikan oleh robot maupun orang lain.

Namun ingatlah bahwa bakat penting, namun bukan segalanya. Bakat tanpa keimanan akan menyebabkan kerusakan, namun ingat pula, bahwa keimanan tanpa peran bakat, maka akan sangat sedikit memberi manfaat bagi kehidupan.

Salam Pendidikan Peradaban
‪#‎pendidikanberbasispotensi
‪#‎pendidikanberbasisfitrah dan akhlak

Renungan Pendidikan #15

Ust. Harry Santosa

Pada galibnya anak anak kita kelak sepeninggal kita akan menghuni suatu zaman yang mungkin "beyond imagine", yang tidak pernah terbayangkan oleh kita akan seperti apa.

Saat ini saja, zaman ini sudah membuat kita, kebanyakan para orangtua tergagap gagap, tergopoh gopoh, terkejut kejut, terpana, terpesona dan sebagian lagi tergila2.

Kebanyakan kita, tanpa sadar, sudah merasa tak sanggup mendidik anak anak kita sendiri. Kita merasa zaman sudah terlalu edan atau kitanya yang sudah tenggelam dalam dunia yang membuat edan, sehingga melalaikan pendidikan anak anak kita.

Kita umumnya lebih suka menitipkan anak anak kita di lembaga, di asrama dll lalu merasa telah mendidik dengan alasan klasik bahwa kita tidak mampu mendidik sendiri.

Jika demikian, lalu apa yang kita tinggalkan untuk anak anak kita agar mereka mampu menjalani kehidupan sesuai misi penciptaannya di zaman yang akan datang itu kelak?

Meninggalkan harta warisan yang banyak? Meninggalkan ilmu yang banyak? Meninggalkan perusahaan yang banyak? Meninggalkan ilmu agama yang banyak?

Kita tentunya tidak ingin generasi sesudah kita, generasi yang mengikuti hawa nafsu dan meninggalkan sholat.

Sesungguhnya sebaik baik bekal adalah taqwa, ya... taqwalah yang akan kita bekalkan kepada mereka, anak anak kita, generasi masa depan. Lalu apa makna taqwa?

Sesungguhnya taqwa bukan hanya meninggalkan laranganNya tetapi yang terpenting adalah menjalankan perintahNya. Dosa melanggar perintahNya jauh lebih besar daripada dosa meninggalkan laranganNya. Dosa Iblis yang menolak perintah Allah untuk sujud pada Adam as, berakibat lebih hebat dan fatal daripada dosa Adam yang melanggar laranganNya.

Kemampuan menjalankan perintahNya adalah kemampuan menjalankan peran yang telah digariskanNya kepada setiap manusia yaitu untuk peran Ibadah (beribadah), untuk menjadi Imaroh (pemakmur bumi), untuk menjadi Imama (pemimpin para orang bertaqwa), dan menjadi Khalifah di muka bumi.

Tujuan peran ini secara personal adalah menebar rahmat dan pembawa berita gembira (solution maker) serta pembawa peringatan (warning notifier).

Secara komunal tujuan peran ini agar terbentuk komunitas/ummat yang menjadi model tebaik untuk bisa diteladankan (khoiru ummah) dan menjadi komunitas yang mampu melakukan peran integrator dan orkestrator (ummatan wasathon) bagi kebaikan kebaikan yang ada pada semua ummat.

Membekali taqwa adalah membekali anak anak kita kemampuan mengambil peran peradaban menurut alQuran seperti di atas, baik personal maupun komunal.

Peran peradaban adalah hasil resultansi dari fitrah fitrah personal anak kita (fitrah keimanan, fitrah belajar, fitrah bakat, fitrah perkembangan dstnya) dan fitrah komunal (fitrah alam, fitrah masyarakat, fitrah lokalitas dan budaya, fitrah zaman) yang dibangkitkan dan ditumbuhkan melalui sebuah katalis peradaban bernama pendidikan.

Maka kembalikanlah fitrah kesejatian kita para orangtua dan anak anak kita. Kembalikanlah kesejatian keluarga, kesejatian komunitas, kesejatian masyarakat, kesejatian alam, kesejatian belajar, kesejatian mendidik dan pendidikan dstnya.

Mari kita mulai pendidikan berbasis kesejatian fitrah ini di rumah rumah kita (home based education) dan juga di komunitas komunitas/jamaah kita (community based education), karena peradaban terbaik dimulai dari rumah dan dari komunitas yang melahirkan generasi dengan peran peran terbaik.

Semoga kita, keluarga2 dan komunitas2 dapat bersama2 bergandeng tangan, bershaf-shaf dengan rapi merajut peran peradaban terbaik untuk generasi peradaban terbaik untuk memperindah dan memuliakan zaman. Mari kita wujudkan melalui pendidikan berbasis fitrah menuju peran peradaban sebagaimana Allah swt kehendaki.

Salam Pendidikan Peradaban 
‪#‎pendidikanberbasispotensi
‪#‎pendidikanberbasisfitrah dan akhlak

Renungan Pendidikan #8

Ust. Harry Santosa

Islam itu sederhana, namun karena kesederhanaannya maka menjadi begitu rumit bagi banyak orang, begitu seorang ulama berkata. Islam adalah agama fitrah, tentu mudah dan ringan bagi mereka yang fitrahnya masih terjaga.

Kesederhanaan fitrah, tentu saja rumit bila berhadapan dengan obsesi dan hawa nafsu, bila berurusan dgn orang2 yang tidak yakin dgn fitrah atau ciptaan Allah.

Kesederhanaan fitrah juga njlimet bila dinasehatkan kpd mereka yg tidak besyukur atas karunia yg Allah berikan, bila bertemu dengan mereka yg tergesa2 dan merasa selalu kurang atas semua karunia dan ketentuan Allah itu.

Renungkanlah, bukankah Allah swt telah menginstal semua fitrah2 baik dalam diri anak2 kita?

Lihatlah, sejak fitrah keimanan, fitrah belajar, fitrah bakat, fitrah kepemimpinan, fitrah perkembangan sampai kpd fitrah2 yg ada di luar dirinya, semua diberikan Allah swt untuk bekalnya menjalani misi atau peran sbg khalifah, imaroh, imam dan beribadah.

Bukan hanya itu bahkan Allah swt telah mengilhamkan di dada para orangtua hikmah hikmah mendidik setiap hari. Memberikan peristiwa2 setiap hari utk disikapi dgn bijak dan digali hikmah2nya bersama anak2nya.

Tuhanku telah mendidikku maka menjadi baguslah akhlakku.

Mendidik anak dalam Islam pun sesungguhnya sederhana, kita hanya perlu menemani agar fitrah2 yg baik yang ada pada anak2 kita bisa dibangkitkan dan disadarkan secara alamiah, lewat imaji2 positif ttg Allah, ttg dirinya, ttg alamnya, ttg masyarakatnya dstnya. Lalu dilanjutkan dgn keteladanan dan pendampingan pd tahap berikutnya.

Sayangnya banyak orang yg ingin menjadi tuhan, merasa fitrah2 karunia Allah itu kurang, merasa fitrah itu terlalu sederhana, merasa anak2 kita makhluk lemah, ibarat kertas kosong yg perlu ditulisi sebanyak2nya, dibentuk semau2nya. Mereka membuat2 standar yg menyeragamkan pendidikan.

Banyak yg merasa bhw tiap anak tdk memiliki fitrah perkembangan, sehingga anak2 digegas dan dijejali sesuatu yg belum waktunya. Mereka mempercayai tahap emas hanya pd usia balita, padahal tiap tahap perkembangan usia adalah emas, sepanjang mengikuti sunnatullah. Bahkan Nabi saw semakin cemerlang pd puncak usianya ketika berusia 40 tahun.

Banyak yg merasa bhw tiap anak tdk memiliki fitrah belajar, sehingga anak dipaksa dan digegas belajar sehebat2nya utk sesuatu yg belum waktunya.

Misalnya, berapa banyak anak bayi yg diajarkan bahasa asing sebelum tuntas bahasa ibunya? Berapa banyak anak sekolah dasar yg dipacu olimpiade ini dan itu, padahal belajar bukanlah utk menguasai sebanyak2nya, namun utk semakin menjadi dirinya.

Banyak yg menyangka bhw tiap anak tdk punya bakat apapun, pdhl dengan gamblang melihat bhw tiap anak punya sifat bawaan yg unik. Mereka menggegas anak2nya sesuai cetakan yg dibuatnya dengan formula 10000 jam latihan keras, maka jadilah sesuai cetakannya. Ibarat monyet sirkus, yg dilatih untuk pertunjukkan semau pelatihnya.

Padahal bakat anak adalah fitrah, itulah panggilan hidupnya, peran peradabannya, peran spesifiknya sbg khalifah di muka bumi yg kelak akan dimintai pertanggungjawaban di akhirat.

Banyak yg mengira, tiap anak tdk lahir bersama fitrah keimanannya. Mereka mendoktrin keimanan bagai orang mengajarkan pengetahuan. Padahal keimanan bukan pengetahuan, namun kesadaran yang tumbuh dari dalam, pengetahuan hanya membantu meneranginya. Berapa banyak orang yg banyak tahu agama namun tdk tumbuh kesadarannya dan tdk tercerahkan.

Mari Ayah Bunda, mari para pendidik peradaban, kita bangun pendidikan berbasis fitrah, pendidikan yg membangkitkan kesadaran fitrah anak2 kita. Agar anak2 kita tumbuh sesuai fitrahnya, sesuai apa yang Allah kehendaki.

Tiada yg berubah dari fitrah Allah, kecuali disimpangkan dan dikubur dalam dalam. Bagi yg menyimpangkan fitrah itu maka akan mendapat bukan yg lebih baik, namun justru keburukan. Kita tidak membutuhkan kurikulum apapun kecuali peta jalan dan frame pendidikan berbasis fitrah anak.

Mari kita temani anak2 kita menjaga dan menumbuhkan fitrah mereka, agar kita mampu mempertanggungjawabkan fitrah2 baik itu di hadapan Allah kelak. Kita bukanlah yang menciptakan mereka, tetapi Allahlah Yang Menciptakan mereka. Berhentilah berobsesi dan berhentilah menjadi tuhan.

Bukankah fitrah itu adalah kesejatian? maka pendidikan sejati adalah pendidikan berbasis fitrah.

Salam Pendidikan Peradaban,




#‎pendidikanberbasispotensi dan akhlak
‪#‎pendidkanberbasisfitrah
‪#‎gradasisaga