Kau tahu, kau anak mahal, Nak. Sejak dalam kandungan pun
sudah berapa kali kau terbang. Semua moda transportasi sudah pernah kau coba
bahkan sejak sebelum kau lahir ke dunia ini. Motor, mobil, pesawat terbang ,
ferry, kereta semua sudah pernah kau
naiki. Bahkan ketika umurmu baru satu setengah bulan, kau sudah cukup tangguh
untuk perjalanan darat 16 jam ke ibukota dan bolak-balik naik kereta. Kau tangguh
nak, fisikmu begitu kuat.
Kau tahu, Nak, ibu pernah bercita-cita paling tidak sekali
berada di puncak gunung dan sekali menceburkan diri ke tengah lautan meski ibu
tidak bisa berenang. Dan itu semua sudah Ibu rasakan Nak. Sekali menakhlukkan
Papandayan bersama teman-teman Ibu waktu kuliah setahun sebelum kau lahir, dan
sekali menceburkan diri ke tengah laut waktu snorkeling bersama teman-teman
kerja empat bulan sebelumnya serta memancing di tengah lautan digulung ombak
ketika Ibu baru beberapa hari menikah dengan ayahmu, meskipun saat itu sudah
harus berpisah dari ayahmu.
Ibu juga pernah mencapkan paspor Ibu di dua negara, Sayang.
Malaysia dan Singapura. Tentu saja Ibu bangga pernah menginjakkan kaki di luar
negeri. Tapi sepertinya Ibu akan lebih bangga jika cap pertama paspor Ibu
adalah cap kerajaan Arab Saudi. Meski begitu, Ibu tetap senang. Kau tahu, negara
tetangga kita memang hebat, Nak. Mereka bisa mengatur negaranya sedemikian rapi
dan tertib. Tapi soal kekayaan alam, negeri kita sendiri lah yang terhebat,
Nak. Keanekaragaman kekayaan dan kecantikannya begitu mempesona. Ya, ibu bangga
jalan-jalan di Singapore Botanic Garden, tapi ibu lebih bangga berjalan-jalan
menyusuri Dieng bersama ayahmu sayang. Ibu bangga berjalan-jalan menyusuri Orchard Road,
tapi ibu lebih bangga berjalan-jalan di Malioboro. Ibu bangga berfoto di depan
patung Merlion atau Petronas, tapi ibu lebih bangga berfoto di depan Monas.
Ketahuilah Nak, dengan mengunjungi negara lain akan membuat kecintaan kepada negara
sendiri kian bertambah. Karena apa? Karena negara kita jauh lebih kaya dan
lebih indah.
Dan meskipun kehadiranmu membuat ibu tak memiliki waktu
seluang teman-teman Ibu yang meninggalkan jejak kakinya lebih luas, Ibu sangat bangga
karena terpilih lebih dulu bertemu denganmu Nak. Lebih dahulu memilikimu dibandingkan
teman-teman Ibu yang masih memilih untuk menikmati kehidupan lajang mereka.
Nak, semua Ibu ceritakan bukan bermaksud pamer padamu. Ibu
ingin memotivasimu, berpetualanglah nak, kenalilah lingkungan yang lebih luas
dari yang pernah Ibu kenal. Takhlukkan dunia yang lebih luas daripada yang
pernah Ibu takhlukkan. Karena dengan demikian, kau akan belajar. Belajar bahwa
dunia ini sangatlah indah, dan tentu saja Penciptanya jauh lebih indah dari
ciptaannya. Dunia yang kau lihat begitu agung, tentu Penciptanya jauh lebih
agung. Rasakanlah Nak, kasih sayang Allah atas segala nikmat yang kau rasakan,
dan atas segala ciptaan-Nya, maka akan bertambahlah rasa syukurmu, Nak.
Satu lagi, Nak. Kau anak yang kuat, cerdas, dan shalehah.
Kau kuat meski keluarga kita terpisah jarak, namun kedekatan kita jangan kau tanya
lagi. Jarak bukanlah penghalang ikatan batin kita, meski kadang ibu merindukan
kita berada di satu rumah mungil, tinggal bersama, berbagi cerita. Ya, Ibu,
Ayah, kau dan adik-adikmu nanti. Teruslah berdoa agar suatu hari nanti keluarga
kita utuh bersatu. Dan meski terpisah, ayahmu tetap akan memberikan teladan dan
pengajaran tentang kehidupan Nak. Ayahmu tetaplah imam dalam keluarga yang akan
membimbing kita semua. Jangan kau ragukan kasih sayang ayahmu, meski tak setiap
saat bisa menemanimu karena sesungguhnya dia selalu ada untuk kita.
Dan, maafkan Ibu yang tidak bisa sepanjang hari menemanimu.
Maafkan Ibu yang mungkin harus meninggalkanmu demi perkembanganmu agar tidak
terpengaruh hal-hal yang kurang baik di luar sana.
Ketahuilah, Nak! Kehadiranmu begitu ditunggu banyak orang.
Jadilah kau cahaya bagi mereka. Yang kehadiranmu selalu dinantikan, dan
kepergianmu disayangkan.
Salam sayang untukmu, Anakku Dafitha. Jadilah bunga cantik
yang penuh cahaya keagungan dan selalu dermawan.
love it...
ReplyDeletedalem...
Ibu ingin memotivasimu, berpetualanglah nak, kenalilah lingkungan yang lebih luas dari yang pernah Ibu kenal. Takhlukkan dunia yang lebih luas daripada yang pernah Ibu takhlukkan. Karena dengan demikian, kau akan belajar. Belajar bahwa dunia ini sangatlah indah, dan tentu saja Penciptanya jauh lebih indah dari ciptaannya. Dunia yang kau lihat begitu agung, tentu Penciptanya jauh lebih agung. Rasakanlah Nak, kasih sayang Allah atas segala nikmat yang kau rasakan, dan atas segala ciptaan-Nya, maka akan bertambahlah rasa syukurmu, Nak."
ukh erna....mengena...
indeed :'D
ReplyDeletehehehe, buat calon pengantin, ntar kalo bisa anak-anaknya berpetualang ke dunia yang lebih luas dari emak sama bapaknya ya
ReplyDelete