Saturday, June 8, 2013

Pulau Benan, Surga Tersembunyi yang Masih Butuh Polesan.

Pulau Benan, sebuah pulau mungil berbentuk ikan paus ini berlokasi di Kecamatan Senayang, Kabupaten Lingga, Provinsi Kepulauan Riau. Perjalanan untuk mencapai Pulau Benan bisa ditempuh dari Batam maupun Tanjung Pinang. Berangkat dari Telaga Punggur, Batam kami menghabiskan waktu hampir 3 jam karena kapal yang kami naiki adalah kapal tua. Untuk membunuh kebosanan kami naik ke dek kapal dan didukung cuaca mendung maka lautan yang terhampar menjadi pemandangan yang menyejukkan mata. Tiba di dermaga kami disambut kesenian khas Melayu, dan diantar ke cottage yang telah tersedia di pinggir pantai. Dermaga dan pantai berada pada sisi yang berseberangan. Namun Anda tak perlu khawatir karena untuk mencapai pantai hanya memerlukan waktu kira-kira 10 menit berjalan kaki dari dermaga.

Kami tiba di Pulau Benan selepas siang. Sesampai di cottage, kami disuguhi kelapa muda yang baru dipetik, sungguh menyegarkan. Cottage kami terdiri atas 2 kamar dan satu kamar mandi. Jangan berharap fasilitas seperti hotel di pulau ini. Colokan listrik yang menyala hanya satu buah, sehingga untuk mengisi baterai handphone, harus bergantian. Fasilitas air bersih juga masih kurang. meskipun begitu, jalan-jalan sudah lumayan. Tak perlu kendaraan bermotor, karena dengan berjalan kaki pun, Anda akan puas mengelilingi pulau ini. Cottage menghadap ke pantai dengan hamparan pohon kelapa dan pasir putih di depan mata. Pantai yang memanjang menghadap ke arah timur akan memanjakan Anda ketika sunrise tiba. Sedangkan untuk pemburu sunset, Anda bisa mendapatkannya dengan berjalan ke Dermaga. Di sekitar pulau Benan terdapat kelong yang akan memanjakan Anda yang memiliki hobi memancing.



Selama di Pulau Benan, Anda bisa menikmati fasilitas yang ada. Cottage, snorkeling, kano, jetski, dan pasir putih adalah beberapa fasilitas yang bisa Anda nikmati. Anda bisa bermain pasir yang halus di tengah-tengah pantai, karena di sisi kanan atau kiri, pasirnya agak kasar. Untuk menikmati snorkeling, Anda harus mengantre karena banyaknya peminat. Kami yang sudah antre sejak pukul 16.00 harus merelakan snorkeling di pagi keesokan harinya karena banyaknya peminat. Akhirnya kami menghabiskan sore dengan bermain-main di pantai. Air laut yang hangat serta pasir putih lembut benar-benar menenangkan hati. Semakin sore air laut pun semakin dingin.

Malamnya kami ke kelong untuk memancing. Arus laut sedang tenang sehingga kami kesulitan mendapatkan ikan. Untuk mengobati kekecewaan, pemilik kelong pun mengangkat jaringnya dan kami mendapatkan ikan-ikan kecil dan sotong. Sotong pun digoreng dengan bumbu air laut. Saking segarnya, sotong terasa enak dan kenyal. Lewat tengah malam, kami baru kembali ke cottage.

Esok paginya, kami berjalan-jalan di pinggir pantai dan main kano. Kano yang tersedia ada yang muat untuk dua orang, ada pula yang untuk satu orang. Air laut yang dangkal membuat kami bisa bermain kano sampai agak jauh ke tengah. Puas bermain kano, kami pun mencoba snorkeling. Kami diajak ke tengah laut dan disajikan pemandangan yang begitu mempesona. Begitu nyebur, ada beberapa ikan yang menyapa. Karang-karang indah juga tersaji di depan mata. Sayangnya, air lautnya kurang bening dan karangnya kurang bervariasi. Sepanjang penyeburan, kami hanya mendapati karang berwarna biru dan hijau. Namun, pemandu snorkeling sangat profesional. Saya yang ga bisa berenang pun didampingi dan dibantu ketika akan kembali naik ke kapal. Puas bermain snorkeling, kami pun mandi, sarapan, dan bersiap kembali ke Batam. Kali ini kami menaiki kapal yang bagus, hanya sejam perjalanan Telaga Punggur sudah di depan mata.

Itulah secuil kisah di Pulau Benan, Surga Tersembunyi yang masih butuh polesan.

No comments:

Post a Comment