Sunday, January 19, 2014

Kilas Balik Pertemuan Kita

12 Oktober. Hari itu pertama kali kita bertemu, namun entah mengapa rasanya aku telah mengenalmu begitu lama. Tak ada yang kusembunyikan, tak ada yang dibuat-buat. Semuanya mengalir begitu saja tanpa terencana.

15 Oktober. Dengan gagah berani kau datang ke rumah, memberitahukan bahwa esok hari kau akan menyatakan cinta di hadapan dua keluarga besar. Kau pun bertanya-tanya kemana gerangan sang calon bidadari. Aku tahu, aku mendengar semuanya, tapi aku ingin menjaga semuanya. Dan aku tahu bahwa engkau pasti mengerti.

16 Oktober. Kau membawa keluarga besarmu sebagai saksi pernyataan cintamu. Aku sungguh terharu meski belum memiliki perasaan apa-apa padamu.

19 Oktober. Untuk pertama kalinya aku menginjak kediamanmu. Kau tahu apa yang kurasakan? Sepertinya aku telah lama mengenal tempat ini. Hanya tempat ya, karena setelah beberapa kali aku kesana pun sampai sekarang aku masih belum hafal jalannya.

2 November. Sore hari kau datang memenuhi permintaan ayah. Masih benar-benar belum ada perasaan apa-apa di hatiku. Hanya kesibukan menemui tamu memenuhi pikiranku. Juga kondisi fisikku yang benar-benar lelah.

3 November. Pagi itu ikrar suci kau ucapkan. Aku pun masih santai, benar-benar tak ada beban.Tamu yang membludak membuat kita tak sempat istirahat.Haru biru teman dan kerabat memberi selamat. Mengucapkan selamat datang di kehidupan baru. Mengucapkan selamat untuk ikatan kita.

4 November. Hari kedua aku menyandang status baru. Meski sebenarnya masih belum ada apa-apa, aku berusaha kuat menumbuhkan rasa itu. Walaupun kadang masih merasa canggung berada di dekatmu, karena bagaimanapun juga aku sudah kau ikat, namun aku masih perlu penyesuaian dengan hidup baruku. Maaf jika aku belum maksimal melayani segala kebutuhanmu.